Tim AFD Perancis bersama Dirjen Perikanan Tangkap dan Bappenas Kunjungi PPS Cilacap

Cilacap – Tim AFD dari Perancis bersama Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan Bappenas melaksanakan kunjungan lapangan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap dan mengadakan pertemuan di Ruang Pertemuan Break Water PPS Cilacap Jl. Penyu No. 02 Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap Selatan, Senin (24/1/22).

Kedatangan Tim AFD di pelabuhan yang menjadi kebanggaan nelayan masyarakat Cilacap ini dalam rangka Appraisal Mission For Eco Fishing Port Project rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan di Cilacap.

Kegiatan tersebut dihadiri Staf identifikasi perencana pelabuhan perikanan /Dirjen Perikanan Tangkap Boma, Kepala PPS Imas Masriyah S.Pi, Tim AFD dari Perancis yang terdiri dari Mr. Saliyan Albert Riveill, Ms. Helen Gober dan Ms. Lea Lebe Nela, Kasdim 0703/Cilacap Mayor Inf Drs. Abdul Azis Lallo, Pgs Palaksa Lanal Cilacap Mayor laut (P) Subandi, Kapolres Polres Cilacap AKP Huda Syafi’i.

Kabid penataan lingkungan DLH Cilacap Jamaludin, Ketua HNSI Cilacap Sarjo, Ketua KUD Minosaroyo Cilacap Untung, Pelaku Usaha Maritim Low Aguan, Perwakilan KSOP Kelas II Cilacap MN. Bayu Aji, Perwakilan Pertamina RU IV Cilacap Anung Aditya, Perwakilan DPUPR Cilacap Nanda, Perwakilan Diskan Sukirman, Perwakilan PSDKP Robiyanto, dan Lurah Tegalkamulyan Maiman.

Kepala PPS Cilacap Imas Masriyah S.Pi dalam pertemuan itu menjelaskan bahwa sebelum kegiatan ini juga sudah pernah dilaksanakan pertemuan yang dihadiri oleh Wakil Bupati Cilacap sebagai dukungan untuk pengembangan dan pembangunan Dermaga yang lebih besar lagi untuk mendukung sektor perikanan tangkap di Kabupaten Cilacap khususnya.

“Pada hari ini kita adakan lagi kegiatan konsultasi publik bersama konsultan terkait dengan adendum dokumen amdal Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPL) Cilacap mengenai area pengembangan yang akan dilakukan pembangunan terkait dengan eksposisi dan setelah pertemuan ini, pembuatan pengembangan pelabuhan diharapkan bisa segera dilakukan di tahun 2022 ini,” Jelasnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Imas juga menampilkan profil Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap terutama untuk Tim AFD untuk lebih menguatkan mendukung untuk segera dilakukan pembangunan di PPS Cilacap ini. Imas juga memaparkan bahwa distribusi dan pemasaran Kabupaten Cilacap sudah memiliki Bandara Tunggul Wulung dan ke depan akan dibangun jalan tol menuju Jogjakarta sehingga untuk fasilitasi pemasaran bisa cepat sehingga diharapkan kedepan pelabuhan Cilacap mudah-mudahan bisa menjadi pelabuhan yang langsung mendukung ekspor komoditi hasil perikanan. 

“27 tahun operasional mudah-mudahan di tahun ini diberikan kesempatan untuk bisa mengembangkan fasilitas yang ada dan membuat kolam baru untuk mendukung pertambahan jumlah kapal yang setiap tahun semakin bertambah. Demikian pula dukungan pemerintah daerah sangat luar biasa apalagi Kabupaten Cilacap ditetapkan menjadi sentra industri energi pengembangan industri pertanian dan pengembangan industri perikanan,” Ungkap Imas.

Dipaparkannya beberapa aspek fasilitas utama yang belum memadai, mengenai Kolam dan Kapasitas Dermaga, sehingga dibutuhkan tambahan Kolam Pelabuhan sebagaimana Masterplan Pengembangan PPSC. Juga pendangkalan kolam yang sering terjadi dan alur pelayaran sehingga mengganggu aktivitas keluar masuk kapal perikanan.

Paparan ini mendapat tanggapan dari Tim AFD Perancis. Melalui Helen Gober, Tim mengucapkan terima kasih telah diterima di PPS Cilacap, juga kepada Kepala Pelabuhan dan tim yang telah mengorganisasi pertemuan ini. 

Dia menjelaskan bahwa proyek Pengembangan Pelabuhan ini sudah direncanakan sejak lama namun yang awalnya tidak mengikutkan PPS Cilacap akhirnya diikutkan dan baru diajukan dalam Proses Perencanaannya pada bulan September 2021. 

Maka dari Itu kunjungan ini sangat penting sekali dan sebagai pihak yang bekerjasama dengan pemerintah Indonesia AFD itu menerima usulan awalnya dari pemerintah Indonesia yang harus diusulkan melalui program dan prosedur yang ada di Bappenas yaitu untuk pengusulan yang sifatnya PHLN,” Jelasnya.

Selain itu juga mengenai stok ikan tuna di kawasan samudra Hindia. Untuk statusnya itu sudah tereksploitasi secara maksimal sehingga perlu nanti adanya kerjasama kerjasama tentang stock assessment, kajian tentang stok ikan tuna yang ada di kawasan WPP 573 sehingga kedepannya lebih dapat disajikan bahwa pengelolaan sumberdaya perikanan di WPP 573 ini berjalan dengan baik.

“Proyek Pengembangan Pelabuhan ini yang pertama bisa meningkatkan kondisi infrastruktur dan operasional setara dengan Pelabuhan internasional, yang kedua juga berwawasan lingkungan dan yang ketiga juga keberlanjutan pemanfaatan sumber daya ikan,” Tambahnya. (Urip)