Koramil 17/Lebakbarang Siap Menjadi Tempat Edukasi Budidaya Tanaman Hidroponik

Pekalongan – Setelah sukses melakukan uji coba budidaya tanaman dengan sistem hidroponik, kini Koramil 17/Lebakbarang mulai berbenah untuk memanfaatkan semua lahan yang ada sebagai wahana edukasi bagi masyarakat dan pelajar untuk belajar cara budidaya tanaman di lahan sempit.

Dikatakan Danramil 17/lebakbarang melalui Bati Tuud Pelda Samiran, dengan suksesnya uji coba budidaya tanaman hidroponik yang sudah lakukan, saat ini berbagai pihak mendukung sepenuhnya agar Koramil dijadikan sarana pembelajaran cara budidaya tanaman Holtikultura dengan memanfaatkan lahan sempit.

“ Alhamdulillah semua mendukung apa dengan apa yang sudah kita lakukan, mulai dari Camat, perangkat desa, ibu-ibu pkk, para pelajar serta masyarakat sekitar meminta kepada kita agar Koramil 17/Lebakbarang bisa dijadikan tempat edukasi/pembelajaran tentang pemanfaatan lahan sempit dengan budidaya tanaman sayuran,”jelas Samiran.Rabu(5/2/2020)

Lanjut Samiran, saat ini penyiapan lahan sudah pada tahap pembuatan, Green House dan pembuatan kolam serta penyiapan media tanam hidroponik.

“Untuk saat ini kita sudah siapkan 400-500 lubang tanam dan Green House sebagai media dan tempat tanaman hidroponik, sedangkan untuk yang Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) kita siapkan kolam dan polybag serta penyiapan bibit,”imbuhnya.

Diketahui, prospek pemanfaatan lahan sempit, seperti di pekarangan rumah, saat ini menjadi tren tersendiri bagi masyarakat perkotaan. Lahan sempit banyak dimanfaatkan untuk menanam berbagai komoditas hortikultura, seperti sayuran dan tanaman obat.

Dengan sistem hidroponik memiliki banyak kelebihan. Antara lain, penggunaan lahan yang lebih efisien, lingkungan maupun pemberian nutrisi (pupuk) yang dapat diatur, tanpa media tanah, tidak ada gulma, dan tidak ada risiko penanaman terus-menerus sepanjang tahun. Selain itu, kuantitas dan kualitas produksi juga lebih tinggi, lebih bersih, bebas dari racun pestisida, penggunaan pupuk dan air yang lebih efisien, serta periode tanam lebih pendek.

“Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan modal yang relatif besar pada saat awal pelaksanaan,” pungkas Samiran.(Rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *